Blog Post
05
Menjadi Guru Kreatif
- oleh Admin
- Kategori: Artikel Tentang Guru
Menjadi guru yang kreatif
Meningkatkan status profesi guru berimplikai pada pembuktian bagi semua guru untuk menunjukkan kepada msyarakat bahwa mereaka betul-betul bisa menampilkan sosok guru yang professional dan berkompeten.
Guru yang menjadi idaman, teladan sekaligus panutan bagi peserta didik. Satu diantara sekian banyak tuntutan yang harus dibuktikan oleh guru adalah kreativitasnya dalam mengajar.
Guru kreatif adalah yang selalu berusaha untuk mengembangkan dan memperluas proses pembelajaran yang selama ini dianggap statis dan baku. Guru kreatif adalah guru yang antikemapanan.
Ia punya ide-ide cerdas dani brilian dalam meningkatkan mutu pendidikan, memiliki keingintahuan yang besar dalam mencoba, menemukan dan meneliti sesuatu yang dapat mendongkrak kualitas pembelajarannya.
Guru kreatif ibarat air yang mengalir. Bila disuatu tempat dibendung atasu dihambat supaya tidak jalan, air itu akan berbelok arah lain untuk mencari celah-celah sehingga bisa dilalui.
Seberat apapun permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan, guru kreatif selalu berusaha mencari berbagai alternative atau solusi pemecahan masalahnya. Apabila solusi yang satu mentok, dicari solisi yang lain. Begitulah seterusnya sehingga permasalahan tersebut bisa diatasi dengan baik dan tuntas.
Guru kreatif tidak terbawa oleh irama guru lain yang stagnan. Guru kreatfi tertarik akan sesuatu yang baru dan bersifat positif. Bila guru lain hanya mengajar dengan satu metode atau satu media, guru kreatif menggunakan multi/variasi metode dan media.
Guru kreatif bukanlah guru yang datang kesekolah menyampaikan materi pelajaran saja. Ia bukan guru yang tidak peduli apakah materi itu dipahami oleh peserta didik atau tidak, yang penting baginya adalah transfer of knowledge, sementara transfer of value diabaikan.
Guru kreatif bukanlah guru yang selesai mengajar diteruskan dengan mengerumpi atau ngobrol tak karuan sambil makan – makan dikantin sekolah atau kantor. Yang diobrolkan oleh para guru kreatif adalah perbincangan atau tema actual dan up to date yang menjurus pada bagaimana mutu pendidikanbia ditingkatkan.
Guru yang selalu berdiskusi dengan teman-temannya membicarakan bagaiamana cara meningkatkan kompetensi keguruannya (kompetensi pedagogic, profesional, kepribadian dan sosial).
Guru kreatfi jarang mengeluh atau tidak pernah berkeluh kesah tentang kehidupan pribadi dan keluarganya didepan kelas. Justru mereka sering sering memuaskan hati anak didiknya dengan tetap tampil fresh, menarik, menyenangkan dan selalu punya spirit untuk member bukan meminta.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru kreatif adalah pendekatan student centered (terpusat pada peserta didik) bukan teacher centered (terpusat pada guru). Ia senantiasa member kesempatan seluas-luasnya pada peserta didik untuk mengembangkan potensinya.
Guru kreatif memberi kemudahan atau fasilitas pada anak didiknya untuk berkreativitas. Guru kreatif membuat peserta didik kreatif. Peserta didik menjadi kreatif salah satunya karena terdorong oleh pengamatan mereka yang melihat gurunya kreatif.
Guru kreatif punya dinamika (dinamis). Senang akan perubahan dan selalu terpacu untuk berubah. Guru kreatif senang membaca “tanda-tanda zaman” dan senantiasa mencermati laju perkembangan zaman.
Buku, majalah, Koran dan televise menjadi makanan sehari-harinya. Tentunya media-media tesebut penggunaan dan pemanfaatannya dilakukan secara selektif, tidak taken all tanpa a pemilahan.
Guru kreatf tidak terbawa oleh efek negative dari pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kemajuan iptek yang positif diresponya dengan melakukan sesuatu yang positif pula. Ia melek teknologi. Tidak gagap teknologi.
Adanya internet dijadikan sarana untuk memperluas wawasan, sebagai sumber pengayaan referensi sehingga guru kreatif mempunyai ilmu pengetahuan yang luas dan sikap yang luwes (fleksibel).
Akhirnya, guru kreatif adalah guru yang berlomba-lomba dalam kebaikan (berfastabiqul khoirat), bukan yang berlomba-lomba dalam kemungkaran (berfastabiqul munkarat).
Semoga kita, khususnya guru, termotivasi untuk menjadi guru yang kreatif. Meskipun sudah menjadi guru yang kreatif, tetaplah rendah hati (tawadhu) dan selalu ingin berbagi (sharing), menularkan dan mendakwahkan ilmu serta pengalamannya kepada orang lain.
Komentar
Belum Ada Komentar